BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada kehidupan manusia pasti akan dihadapkan dengan
beberapa masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang
muncul. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki manusia, manusia akan selalu
berusaha untuk menyelesaikan semua masalah-masalah itu. Tetapi terkadang
seseorang akan lupa terhadap apa yang terjadi pada dirinya sendiri, lebih-lebih
pada masalah fisik, yaitu tentang kesegaran jasmani. Banyak dari mereka yang
sibuk, akan lupa terhadap kesehatan dan kestabilan kesegaran jasmaninya.
Kesegaran jasmani seseorang adalah kemampuan tubuh
seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti, untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang
prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan beberapa komponen
kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar.
Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya dan produktifitas kerjanya, khususnya dalam bidang olahraga. Bagi guru pendidikan jasmani ataupun pelatih, sangat penting mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa atau atlet untuk mengembangkan prestasi. Selain itu para Guru atu Pelatih akan membutuhkan sesuatu yang dinamakan demngan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengoreksi dan mengetahui seberapa tingkat dan perkembangan setelah melakukan beberapa tahap latihan. Sebagai Pelatih dan Guru olahraga, yang bertanggung jawab atas prestasi anak asuhannya. Perlu melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang cara-cara mengukur dan menilai status kondisi fisik tersebut. Dan statrus kondisi fisik seseorang hanya mungkin diketahui dengan pengukuran dapat penilaian yang berbentuk beberapa tes kemampuan.
Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya dan produktifitas kerjanya, khususnya dalam bidang olahraga. Bagi guru pendidikan jasmani ataupun pelatih, sangat penting mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa atau atlet untuk mengembangkan prestasi. Selain itu para Guru atu Pelatih akan membutuhkan sesuatu yang dinamakan demngan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengoreksi dan mengetahui seberapa tingkat dan perkembangan setelah melakukan beberapa tahap latihan. Sebagai Pelatih dan Guru olahraga, yang bertanggung jawab atas prestasi anak asuhannya. Perlu melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang cara-cara mengukur dan menilai status kondisi fisik tersebut. Dan statrus kondisi fisik seseorang hanya mungkin diketahui dengan pengukuran dapat penilaian yang berbentuk beberapa tes kemampuan.
Cara evaluasi yang tepat yang harus dilakukan yaitu
dengan cara Tes dan Pengukuran terhadap atlet ataupun siswa. Tes dan pengukuran
dapat dilakukan dengan beberapa cara dan tahap yang mempunyai manfaat dan tujan
dilakukannya tes tersebut. Dan tes tersebut dibagi menjadi bebrapa komponen
kondisi fisik serta beberapa jenis tes yan sudah dikelompokan.
Dengan melakukan tes dan pengukuran ini kita dapat mengambil beberapa manfaat, diantaranya kita dapat mengevaluasi tahap latihan yang telah dilakukan, dengan hal itu kita dapat mengetahui seberapa perkembangan kondisi fisik seseorang, selain kita bisa mengembangkan prestasi atlet, kita juga bisa menjadikan ini sebagai bahan perbaikan dalam pemebelajaran atau pelatihan. Kita juga dapat termotivasi oleh hasil yang diambil dalam tes dan pengukuran ini, atau bahkan kita dapat menggunakan data ini untuk bahan sebuah penelitian.
Dengan melakukan tes dan pengukuran ini kita dapat mengambil beberapa manfaat, diantaranya kita dapat mengevaluasi tahap latihan yang telah dilakukan, dengan hal itu kita dapat mengetahui seberapa perkembangan kondisi fisik seseorang, selain kita bisa mengembangkan prestasi atlet, kita juga bisa menjadikan ini sebagai bahan perbaikan dalam pemebelajaran atau pelatihan. Kita juga dapat termotivasi oleh hasil yang diambil dalam tes dan pengukuran ini, atau bahkan kita dapat menggunakan data ini untuk bahan sebuah penelitian.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian tes dan pengukuran
?
2. Apa Pengertian Kecepatan Reaksi?
3. Apa tes dan pengukuran kecepatan
reaksi?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian tes dan
pengukuran
2. Mengetahui pengertian kecepatan
reakasi
3. Mengetahui tes dan pengukuran
kecepatan reaksi
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Tes dan Pengukuran
Tes adalahh Suatu
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
seseorang / suatu obyek tertentuk (bentuk atau sasaran). Suatu tes dapat dikatakan baik
apabila memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1) Valid yaitu mengukur apa yang
harus diukur sesuai dengan tujuan (ketepatan dalam pengukuran), misalnya alat
ukur untuk tinggi badan menggunakan stadiometer. Poin ini dapat diketahui dari
tingkat validitasnya. Validitas adalah derajat ketepatan dalam pengukuran yang
diwujudkan dalam bentuk angka, kisaran angkanya ± 1. Validitas sama dengan
mengkorelasikan atau menghubungkan dua variabel (gejala yang terjadi di
lapangan) atau lebih, contohnya panjang lengan dengan hasil lemparan. 2)
Reliabel yaitu keajegan didalam pengukuran, diukur berulang-ulang mendapatkan
hasil yang sama (ketetapan). Kisaran angkanya lebih besar, mendekati 1 yaitu 0,9
karena yang dikorelasikan sama. Maksudnya menghubungkan variabel yang sama,
misal panjang lengan, jadi yang dikorelasikan adalah panjang lengan antara
probandus 1,2,3 dan seterusnya. 3) Objektif yaitu memberikan penilaian apa
adanya tidak dipengaruhi variabel manapun (jumlahnya lebih dari tiga). 4) Ada
Pedoman Pelaksanaan artinya suatu tes tersebut harus mempunyai tujuan,
alat-alat yang digunakan, pelaksanaan atau langkah-langkah yang akan dilalui
dalam mengikuti suatu tes, serta mempunyai norma bagi umur dan tingkat tertentu
dalam penilaian. 5) Ekonomis artinya alat-alat yang digunakan murah dan mudah
didapat.
Pengukuran adalah Suatu
proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan
menggunakan alat ukur yang baku. (alatnya). Pengukuran dimaksudkan menentukan sifat, kemampuan, dan
watak seseorang atau kelompok. Nilai atau hasil pengukuran itu sendiri tidak
berarti, dan baru berarti setelah dinilai dan diinterpretasikan data yang ada. Jadi
dapat kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan
informasi dari dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau
angka-angka hasil pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi
atau untuk mengembangkan prestasi olehraga.”
2. Pengertian Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi berasal dari kata
“kecepatan” dan “reaksi”. Kecepatan merupakan sejumlah gerakan per waktu.
Reaksi berarti kegiatan (aksi) yang timbul karena satu perintah atau suatu
peristiwa. Dari penjabaran tersebut, maka kecepatan reaksi adalah gerakan yang
dilakukan tubuh untuk menjawab secepat mungkin sesaat setelah mendapat suatu
respons atau peristiwa dalam satuan waktu.
Dalam banyak cabang olahraga, kecepatan merupakan komponen fisik yang sangat penting. Kecepatan menjadi faktor penentu di cabang-cabang olahraga, kecepatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam suatu pertandingan. Dalam olahraga sepaktakraw, kecepatan adalah hal yang mutlak diperlukan terutama dalam melakukan servis, smash dan block, seperti yang dikemukakan oleh Frank W. Dick, kecepatan dalam teori kepelatihan berarti kemampuan menggerakkan anggota badan, kaki atau lengan atau bagian statis pengumpil tubuh bahkan keseluruhan tubuh dengan kecepatan terbesar yang mampu dilakukan.
Dalam aktivitas gerakan sepaktakraw seperti smash kedeng, kecepatan tendangan merupakan hal yang sangat diperlukan agar dengan segera bola yang ditendang mengarah ke daerah tersulit pertahanan lawan. Kecepatan menurut Harsono, ialah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Secara kinesiologis, Dadang M. Mengemukakan bahwa kecepatan sebagai perubahan posisi benda pada arahnya dalam satu satuan waktu5. Menurut M. Sajoto, kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk memindahkan atau merubah posisi tubuh atau anggota tubuh dalam menempuh suatu jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan satuan waktu. Agar seseorang bereaksi dengan cepat, kecepatan harus dirangsang gerak secepat mungkin.
Kecepatan reaksi dikemukakan oleh Claude Bouchard yang dalam terjemahan oleh Moeh. Soebroto bahwa : kecepatan reaksi adalah kualitas yang memungkinkan memulai suatu jawaban kinetis secepat mungkin setelah menerima suatu rangsang7. Kecepatan reaksi merupakan kualitas yang sangat spesifik yang terlihat melalui berbagai jalan keanekaragaman manifestasi tersebut dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan :
Dalam banyak cabang olahraga, kecepatan merupakan komponen fisik yang sangat penting. Kecepatan menjadi faktor penentu di cabang-cabang olahraga, kecepatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam suatu pertandingan. Dalam olahraga sepaktakraw, kecepatan adalah hal yang mutlak diperlukan terutama dalam melakukan servis, smash dan block, seperti yang dikemukakan oleh Frank W. Dick, kecepatan dalam teori kepelatihan berarti kemampuan menggerakkan anggota badan, kaki atau lengan atau bagian statis pengumpil tubuh bahkan keseluruhan tubuh dengan kecepatan terbesar yang mampu dilakukan.
Dalam aktivitas gerakan sepaktakraw seperti smash kedeng, kecepatan tendangan merupakan hal yang sangat diperlukan agar dengan segera bola yang ditendang mengarah ke daerah tersulit pertahanan lawan. Kecepatan menurut Harsono, ialah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Secara kinesiologis, Dadang M. Mengemukakan bahwa kecepatan sebagai perubahan posisi benda pada arahnya dalam satu satuan waktu5. Menurut M. Sajoto, kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk memindahkan atau merubah posisi tubuh atau anggota tubuh dalam menempuh suatu jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan satuan waktu. Agar seseorang bereaksi dengan cepat, kecepatan harus dirangsang gerak secepat mungkin.
Kecepatan reaksi dikemukakan oleh Claude Bouchard yang dalam terjemahan oleh Moeh. Soebroto bahwa : kecepatan reaksi adalah kualitas yang memungkinkan memulai suatu jawaban kinetis secepat mungkin setelah menerima suatu rangsang7. Kecepatan reaksi merupakan kualitas yang sangat spesifik yang terlihat melalui berbagai jalan keanekaragaman manifestasi tersebut dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan :
- Pada tingkat rangsang, dalam suatu persepsi tanda bersifat penglihatan, pendengaran dan perubahan.
- Pada tingkat pengambilan keputusan, kerap kali perlu dipilih perpektif dalam kepenuhan aneka ragam tanda agar hanya mereaksi pada rangsang yang tepat.
- Pada tingkat pengorganisasian reaksi kinetis, diskriminasi atau pilihan perpektif biasanya disertai perlunya penetapan pilihan diantara berbagai respons kinetis yang dibuat setelah itu.
Hal yang sama dikemukakan oleh Suharno H.P bahwa
faktor-faktor penentu khusus kecepatan reaksi yaitu : tergantung iritabilita
dari susunan syaraf, daya orientasi situasi yang dihadapi oleh atlet, ketajaman
panca indera dalam menerima rangsangan, kecepatan gerak dan daya ledak otot.
Kecepatan reaksi atau daya reaksi adalah kemampuan merespons sesaat setelah stimulus yang diterima syaraf yang berupa bunyi atau tanda lampu menyala.
Beberapa prinsip yang perlu ditaati dalam usaha meningkatkan pengembangan kecepatan reaksi yaitu meningkatkan pengenalan terhadap situasi persepsi khusus dan mengotomatisasikan semaksimal mungkin jawaban motoris yang perlu dibuat atau sikap kinetis yang perlu dipilih dalam situasi nyata. Oleh karena itu sangat perlu adanya metode latihan yang mengkondisikan atlet pada situasi pertandingan yang sesungguhnya, di mana atlet dituntut melakukan gerakan secepat-cepatnya dalam waktu yang singkat.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kecepatan reaksi adalah kemampuan individu dalam melakukan gerakan dari mulai adanya stimulus hingga berakhirnya respons dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Kecepatan reaksi atau daya reaksi adalah kemampuan merespons sesaat setelah stimulus yang diterima syaraf yang berupa bunyi atau tanda lampu menyala.
Beberapa prinsip yang perlu ditaati dalam usaha meningkatkan pengembangan kecepatan reaksi yaitu meningkatkan pengenalan terhadap situasi persepsi khusus dan mengotomatisasikan semaksimal mungkin jawaban motoris yang perlu dibuat atau sikap kinetis yang perlu dipilih dalam situasi nyata. Oleh karena itu sangat perlu adanya metode latihan yang mengkondisikan atlet pada situasi pertandingan yang sesungguhnya, di mana atlet dituntut melakukan gerakan secepat-cepatnya dalam waktu yang singkat.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kecepatan reaksi adalah kemampuan individu dalam melakukan gerakan dari mulai adanya stimulus hingga berakhirnya respons dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
3. Tes Dan Penngukuran kecepatan reaksi
1. Tes dan pengukuran reaksi
a. Tujuan :
Untuk
mengukur kemampuan tangan untuk melakukan reaksi terhadap suatu stimulus
b. Alat dan fasilitas:
1. Meja dan kursi
2. Mistar
3. Alatn tulis
4. Formulir tes
c. Pelaksanaan tes
1. Testee dalam
keadaan duduk di kursi dengan kedua tangannya berada disisi meja,dengan jarak
tangan kanan kurang lebih 30 cm
2. Testee memegang
mistar reaksi kemudian menjatuhkan secara vertical diantara kedua telapak
tangan testee dari atas tanpa aba-aba
3. Bersamaan dengan
jatuhnya tongkat reaksi .testee segera berusaha menjepit mistar reaksi tersebut
secepat mungki dengan mengguanakan kedua tangannya.
4. Testee diberi
kesempatan melakukan tes sebnayak 3 kali
d. Penilaian
Angka
yang terbaik ditunjukkan telapak tangan bagian bawah pada mistar dari 3 kali
melakukan tes merupakan nilai kecepatan reaksi tangan testee
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes dan pengukuran adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam melakukan penilaian,
penilaian membutuhkan yang namanya data untuk menghasilkan penilaian yang
obyektif
Tes dan pengukuran membutuhkan alat alat dalam pengukuran,
bayangkan bila tidak alat pengukura. Kemungkinan kemajuan kemajuan dalam segala
bidang akan terlambat dan tidak
mempunyai sasaran yang tepat.
Dengan adanya tes dan pengukuran, segala program dibidang
apa saja dapat di kontrol dan di evaluasi.
Tes dan pengukuran juga merupakan bagian yang intergral dalam hasil belajar siswa. Tes dan
pengukuran yang dilakukan dalam bidang keolahragaan dan pendidikan harus dapat
mendasarkan diri
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar